Mengenai Saya

Foto saya
Kami lahir bukan gila predikat terbaik, tapi kami ingin membuang Rasis dan menyingkirkan dari bumi AREMA selamanya. Sayangi Team kamu dan singkirkan rasis. Sepakbola untuk Indonesia ! "salam satu jiwa"

Sabtu, 31 Juli 2010

Final Piala Indonesia 2010

PIALA INDONESIA

http://images.quisys.com/wearemania/logo/sriwijaya.png

VS

http://images.quisys.com/wearemania/logo/arema.png



Stadion Manahan Solo
01.08.2010 19:30
live on RCTI

Menjadi Aremania, Menjadi Indonesia (KOMPAS)
















Dalam memahami Aremania, komunitas pendukung klub sepak bola Arema "Singo Edan" Malang, mungkin kita bisa meminjam pemerian ilmuwan tentang kekacauan lalu lintas di Saigon, Vietnam, yang disebut sebuah organized chaotic, sebuah kekacauan yang terorganisasi. Karakter organisasi sosial Aremania kiranya bisa dimetaforakan dengan lalu lintas kota-kota di negara-negara berkembang di Asia, seperti Jakarta, Manila (Filipina), atau Mumbai (India).

Kendaraan berseliweran kacau-balau antara becak, mikrolet, sepeda motor, deretan kendaraan parkir dan pedagang asongan, mematuhi dan tidak mematuhi rambu lalu lintas, masih bercampur dengan hewan piaraan dan pengemis. Namun, pada akhirnya seluruh keruwetan itu terurai dan masing-masing kendaraan bisa menemukan jalannya.

Sekalipun dipenuhi ketidakteraturan, sesungguhnya kekacauan itu tetap teratur. Ini karena memang demikian sulit menjelaskan gejala sosial yang tampak pada perilaku para pendukung fanatik Arema ini.

Seperti namanya, Aremania tampak seperti ikatan primordial berbasis tempat, yakni Malang. Ternyata tidak juga, karena banyak dari Aremania ini adalah pendatang dan urban dari luar Kota Malang. Sekitar 20 persen penduduk Kota Malang diketahui pendatang mahasiswa luar kota.

Aremania terbukti juga merupakan sebuah komunitas terbuka. Misalnya, seorang manajer perusahaan maskapai penerbangan asal Padang, yang bekerja di Malang baru berbilang bulan, lalu dengan nyamannya dia menyatakan bahwa dirinya termasuk Aremania.

Di luar kota, warga Malang atau yang pernah tinggal di Malang dan mengecap semangat Aremania, boleh saja mengaku komunitas Aremania. Komunitas Aremania yang disebut terakhir ini yang acap kali memberikan pengorbanan dana, waktu dan tenaga, untuk ikut memberi konsumsi dan akomodasi bagi Aremania di kota-kota pertandingan, tempat Arema menggelar laga tandang (away). Jadi, Aremania tidak persis bisa disebut sebagai organisasi sosial berbasis wilayah. Situasi chaotic atau kacau itu bisa tampak misalnya pada pengamatan terhadap berbagai pernyataan Aremania di media, mulai dari surat kabar dan terlebih stasiun radio swasta di Malang. Mereka berbicara simpang siur tentang pengelolaan Arema sebagai sebuah tim sepak bola.

Amat mudah bagi Aremania, siapa pun, melontarkan komentar lewat media-media tadi. Berbagai usulan, dari usulan bernada akademis, nada kultural, sampai yang bernada sinis, marah, dan makian dengan mudah dilontarkan Aremania pada kepengurusan Arema. Yakni pada para manajer tim, pelatih, dan pemain, pada kegiatan di dalam dan di luar lapangan.

Darmaji, manajer program sebuah radio swasta yang memberikan beberapa jam siaran prime time di malam hari untuk komunitas Aremania mengungkapkan, betapa berjejalnya permintaan telepon untuk ikut memberi komentar.

"Telepon begitu berjejalnya, sampai harus pesan dulu sejak siang harinya karena kalau mencoba angkat telepon saat acara berlangsung, sudah pasti tidak akan mendapat kesempatan," ucap Darmaji.

Namun ujung dari kekacauan itu, akhirnya seluruhnya tertuju pada semacam cita-cita kolektif memajukan Arema sebagai sebuah tim sepak bola. Semua mematuhi bahwa Arema harus menjadi tim yang sukses pada kadar apa pun.

Cita-cita itu sendiri kadang terasa naif karena pada saat-saat tertentu Arema sesungguhnya tak bisa disebut telah berprestasi. Tetapi anehnya, bahkan dalam keadaan yang nyaris tanpa prestasi pada kompetisi tahun-tahun lalu, masih saja berduyun-duyun para pembela Arema ini memasuki stadion dalam jumlah yang sering kali bisa disebut fantastis. Gejala kegilaan dan kegandrungan yang hanya satu-satunya di Indonesia.

Aremania, pada akhirnya telah menjadi menjadi teks sosial yang terbuka, yang menggambarkan bagaimana sebuah masyarakat bisa menemukan penyatuannya, dan secara mandiri menemukan cita-cita bersamanya. Bukankah proses menjadi Indonesia pun demikian caranya?

Stadion Manahan dan Tuah team asal Jatim

29 Mei 2010 di Stadion Manahan Solo, 2 Tim Jawa timur beradu duel dalam tajuk Final Liga Indonesia divisi utama, ketika itu Persibo Bojonegoro, berebut tempat menjadi raja divisi utama dengan Deltras Sidoarjo. Hasilnya sudah sama-sama kita ketahui, Persibo menang atas seterunya itu dengan dengan skor3-1

Nama Solo sudah tidak asing lagi bagi telinga, sebab dulu 2 tim asal ibu kota yaitu Pelita Solo, dan Persijatim Solo FC bergantian menjadikan Solo sebagai home base. Pasoepati dengan atribut merahnya menjadi pendukung setia klab di kota itu.

Stadion Manahan Solo (foto : pasoepati.net)

Solo kota yang di peta juga disebut dengan Surakarta itu menjadi tempat perhelatan Final Piala Indonesia 2010. Stadion Manahan Solo ditunjuk menjadi penyelenggara laga final setelah Stadion Delta tidak mendapat ijin untuk final karena tidak dapat ijin dari kepolisian Jatim. Stadion Manahan sendiri dibangun 1989 dan diresmikan 21 Februari 1998 oleh mantan presiden Soeharto. Stadion yang dibangun oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi ini pada 9 September 1999 dipakai untuk penyelenggaraan peringatan puncak Hari Olahraga Nasional XVI.

Tahukah anda, jika ada tim Jawa Timur yang masuk ke Final di Stadion Manahan, maka team asal Jatim kerap menjadi juara. Yang pertama tentu saja Persik Kediri. Ketika itu Cristian Gonzales cs bertemu dengan PSIS Semarang dalam Final Divisi Utama 2006. Persik akhirnya menang 1-0. kemudian disusul oelh Persibo di final divisi I tahun 2006. Yang kemudian 4 tahun sesusahnya Persibo memastikan tempat di ISL. So, keuntungan sejarah itu harus bisa dimaksimalkan disana, sebab belum pernah ada tim asal Sumatra yang pernah menang di sana.

Kuota 20 Ribu

Aremania yang menjadi sokongan Arema Indonesia, oleh panpel lokal dijatah tiket sebanyak 20ribu, atau setengah dari kapasitas stadion. Tentunya kuota ini lebih besar 16 ribu daripada kuota ketika semifinal sebanyak 4000 dari panpel sidoarjo.

Namun jangan bicara kuota karena seperti biasa dipastikan akan lebih dari 20 ribu suporter Aremania akan hadir di sana. Dukungan ini sangat diperlukan Arema Indonesia untuk mengawinkan gelar.

Kalo fakta sejarah dan dukungan itu ada, tunggu apa lagi Arema

Apakah Njanka dilarang main di Indonesia musim depan ?

Ada kabar dari aturan baru yang dirilis oleh Badan Liga Indonesia, tentang pemain dari CAF “Confederation Africaine de Football” atau Konfederasi Sepak Bola Afrika. Hal ini dimuat dalam blognya onana.

Isinya sebagai berikut :

The Indonesia League Governing Body (PT BLI) has released a few new rules applicable on the upcoming season 2010-2011.
One of the most controversial and selective one is the ban of players former members of the “Confederation Africaine de Football”, CAF, except EGYPT, MORROCCO, TUNISIA, SOUTH AFRICA, and active National team Players from any country in AFRICA…
It clearly means that no more players from CAMEROON, NIGERIA, GHANA, ALGERIA, which represent AFRICA in the last FIFA World Cup are among countries that will disappear from INDONESIAN scene. Although players of those countries are among the most liked and exported worldwide.

The Indonesia League Governing Body (PT BLI) has released a few new rules applicable on the upcoming season 2010-2011.

CAF

One of the most controversial and selective one is the ban of players former members of the “Confederation Africaine de Football”, CAF, except EGYPT, MORROCCO, TUNISIA, SOUTH AFRICA, and active National team Players from any country in AFRICA…

It clearly means that no more players from CAMEROON, NIGERIA, GHANA, ALGERIA, which represent AFRICA in the last FIFA World Cup are among countries that will disappear from INDONESIAN scene. Although players of those countries are among the most liked and exported worldwide.

Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia secara bebas maka artikel diatas berarti

Badan liga telah merilis aturan baru untuk musim 2010-2011 mendatang, Salah satu yang paling Kontroversial adalah pelarangan pemain anggota CAF "Confederation Africaine de Football” , kecuali MESIR, MAROKO, Tunisia, Afrika Selatan dan pemain lain dari negara afrika yang masih membela tim nasional.

Hal ini berarti,Tidak ada pemain dari Kamerun,Nigeria,Ghana,Aljazair. Dimana negra-negra tersebut telah mewakili afrika di Piala Dunia 2010 Afsel ,meskipun negara-negara tersebut adalah pengekspor pemain sepakbola yang disukai dan di ekspor ke seluruh penjuru Dunia.

Jika mengacu peraturan tersebut dan sudah disahkan, maka ISL 2010-2011 Pierre Njanka terkena peraturan tersebut dan dipastikan Tidak akan beredar di Indonesia musim depan.

--Raden--

Jumat, 30 Juli 2010

Mengenal ( Pasoepati ) Saudara Sejati AREMANIA





9 februari 2000 lahir kelompok suporter PELITA, yang bernama PASUKAN SUPORTER PELITA SEJATI atau " PASOEPATI " , sinergi yang menyatukan Solo dalam gairah Sepak bola Nasional. Pasoepati tercetus dari buah fikiran dari Mayor Haristanto yang juga praktisi periklanan Solo. Dengan gairah warga Solo yang kedatangan club Sepak bola yang sudah berlebel Elit Nasional, Mayor Haristanto dan gegap gempita warga solo menyambut club Elite PELITA JAYA dan merespon dengan terbentuknya PASOEPATI, yang meroket menjadi buah bibir baru di kancah sepak bola nasional karena Aksi dan atraksi saat mendukung team PELITA bertanding, dan ini terus terpupuk berkat media Solo dan sekitarnya yang merespon positif tiap aksi PASOEPATI, Namun dengan berjalanya waktu ternyata Eforia dan sinergi harus terhianati oleh team yang dicintai pasoepati "PELITA JAYA" yang pindah home base, dan sebagai luapan kekecewaan mereka mengganti singkatan menjadi " pasukan suporter paling sejati " yang kini lebih terfokus ke team asal daerah sendiri ya itu PERSIS SOLO.
Sebagai kelompok suporter yang telah lama berdiri, asam garam telah mereka lalui, mulai aksi atraktif, kreatif bahkan anarkhi. dan sebagai bagian adat jawa solo yang sangat menghargai budaya lemah lembut, pasoepati tetap terkenal dengan suporter yang santun dan berkelakuan baik.
Dan mereka mampu menunjukan waktu mereka melakukan tour atau away ketika mendukung PELITA / PERSIS di kota lain.
Di Malang mereka datang dengan rombongan bus dan kereta dan disambut hangat AREMANIA, di kawal sampai stadion gajayana, tanpa komando pesta dua suporter berbeda warna melebur penuh rasa persaudaraan dalam satu Jiwa, tanpa sungkan Pasoepati sangat menghargai Aremania dan menggangkat sebagai Guru mereka, dan mereka sama-sama dalam rel "Suporter yang cinta damai, kreatif dan atraktif.
Sebagai penghargaan untuk sang GURU AREMANIA, PASOEPATI membawakan banyak cindra mata dan kenang-kenangan, untaian bunga dengan lambang hati yang berwarna pink menjadi tanda cinta pertama yang diberikan pasoepati kepada Aremania didalam stadion, disamping itu bungkusan2 kecil berisi mainan khas solo, benih tanaman dan alat2 rumah tangga menjadi oleh2 yang mengabadikan persaudraan Malang-Solo yang bisa di bilang lebih dari sekedar saudara biasa melainkan saudara satu jiwa .
Melihat aksi simpatik Pasoepati Aremania tidak ambil diam mereka langsung memborong makanan dan minuman yang dijual pedagang asongan dan langsung dibagikan ke tribun sektor yang ditempati Pasoepati, dan sambutan riuh tepuk tangan saling bersautan ketika aksi simpatik dipergakan Pasoepati dan Aremania, sambil bernyanyi "Tahu malang Enak" pasoepati membalas aksi Aremania. disamping rasa lapar dan dibumbui rasa persaudaraan yang tulus menjadikan moment "Tahu" tak sekedar rasa "Tahu".
Aksi didalam stadion tidak berhenti disitu saja, ketika dengan dominasi Aremania sebagai team tuan rumah dengan lantang bernyayi " bantai ... bantai ... bantai Pelita ! dikandang singa ! jelas memanaskan kuping Pasoepati, tetapi dengan rasa seportifitas yang tinggi Pasoepati membalas dengan nyanyian "Padamu Negri" yang disambut tepuk tangan Aremania.
Dipinggir lapangan Pasoepati membentangkan Sepanduk bertuliskan " Pasoepati bangga punya guru hebat Aremania " dan di iringi nyayian dari pasoepati " Terimakasih saudaraku Aremania, kami datang ke kota malang engkau ijinkan. Terimakasih saudaraku Aremania, mari ciptakan tertib dan damai di sepakbola. Singo Edan terimakasih sambutanya, Kita eratkan persaudaraan di sepak bola ! "
Coba siapa hati siapa yang tidak tergerak dengan sambutan Humanis seperti ini, dan Aremaniapun tampil manis dan sangat bersahabat.

TOUR OLOS 2007

Alhamdulillah, ayas bisa kembali meluangkan waktu untuk melepas rindu dengan jiwa Arema. Tour D’Solo, entah apa yang mendorong ayas berkeinginan kuat untuk mengikutinya. Teman tidak ada dan dana pun cekak, tapi restu ortu sudah di tangan so tidak ada alasan untuk tidak berangkat. Tanpa ragu ayas pun berangkat ke stasiun kota Baru bareng nawak2 Aremania liyane.

Hari keberangkatan pun tiba, ayas bareng nawak 20 wong ladub numpak sepor lewat kota baru, dan kami pun mendapati gerbong yang penuh sesak, akhirnya kami naik atas kereta, tapi dengan perhitungan ayas, perjalanan jauh dan beresiko, ayas mundur, medhon oket sepor dan di ikuti nawak2 ayas 20 wong cari alternatif tumpangan libom, tapi selang beberapa waktu terdengar suara dari penyiar di stasiun bahwa kereta akan ditambah, dengan rasa yang berbunga kami pun berebut naik ke gerbong yang sejatinya sudah tidak di oprasikan oleh PT KAI, 4 jam lebih kami menunggu dan benar pada akhirnya gerbong yang sudah tidak layak yang kami naiki ikut disambung dan diberangkatkan.

diperjalanan tanpa lampu dan penuh sesak kami lalui,Sampai Solo tengah wengi, ayas langsung dijemput nawak ayas genaro Solo Pasoepati sejati. dikarak disediakan ciu , Numpang adus, mangan, ngobrol dibumbui gelak tawa Osob Malang - Solo. jarene nawak Solo, kalo mungsuh e Pelita nggowo supporter mesti didhisik i udan…tapi ayas dengan PD yo njawab “Arema ojo diweneh i udah, main e tambah edan, supporter e yo tambah uedan…!”

Nginab di area Manahan kami pun banyak habiskan dengan ngobrol ditemani nawak Pasoepati, pagi hari pun tiba kita coba jalan2 ke pasar klewer untuk sekedar mencari batik murah dan muter2 sekitar olos. dan tanpa diduga ayas didatangi seorang Pasoepati dan kamipun terlibat diskusi singkat. Ayas pun iseng takon "mas, arek-arek ora ono sing ngisruh tah?”, Alhamdulillah dijawab dengan lugas ora ono. Dia pun bercerita mengenai kebesaran Aremania. Bagaimana Pasoepati begitu hormat dan menghargai keberadaan aremania. Mereka pun menganggap Aremania sebagai guru, tanpa kehadiran Aremania maka tak kan ada Pasoepati.

Dadi jarene nawak kothis iki sing biasa rapat koordinasi Pasoepati menuturkan perkataan presiden Pasoepati, “Arek Malang yang datang ke Solo, sambutlah dengan tangan terbuka, layani mereka dengan sebaik-baiknya. ..sing seneng mendhem yo mendhem, sing seneng ngodew yo ngodew, pokoe beri penghormatan! “.

LUAR BIASA…. Ayas dadi senyum-senyum, karo nggocek i sirah wedi lek kegedean…hahaaa. …diskusi pun selesai ayas pun ublem stadion.

Di salah satu pintu masuk ada oknum yang mencoba berbuat onar, ayas bener-bener isin…ora duwe tiket, coba-coba provokasi dengan perkataan “Yo opo rek, Aremania dianthemi Panpel…trimo opo ora!”, ayas anggap saja wong gendeng Jan***, Aremania model koyo ngene njaluk dijait cangkem e…ono maneh sing sok jagoan nantang-nantang Panpel..tapi karo nawak-nawak liyane disikat….kuapok. .tapi dari keruwetan tersebut di atas ada satu yang berkesan yaitu saat seorang panpel ngomong “Mas, tolong sampeyan kandhani kancan e sampeyan sing ngisruh…boso karo cara penyampaian kan berbeda…dari pada aku ngomong salah trimo dadi bencana!”, sebegitu menghargainya orang Solo pada Aremania, sampai hal psikologis pun diperhitungkan dalam berkomunikasi, senyuman tuluspun mengembang setiap kita bertatap muka….

Salut buat sambutan masyarakat Solo yang begitu ramah dan penuh rasa persaudraan. " wes pokok e gak bakal keluwen lah ndek olos Aremania" Kuota lima ribu aremania cuman formalitas, menurut seorang nawak Pasoepati, sebenarnya Aremania diberi jatah 8.000 (“kalo aremania secara formal diundang 5.000 orang, kita sediakan tempat 8.000 orang!”).

Sekali lagi LUAR BIASA atas pengertiannya. Ayas cuman pengen jika kita sudah dihargai maka janganlah kita Aremania mencoba merusak penghargaan tersebut dengan berbuat suatu hal yang merugikan bagi persaudaraan Aremania dan Pasoepati. Semoga nawak-nawak sing isih semaphut ndhang sadar….mari kita jaga perilaku kita sebagai suporter cinta damai… jangan makin menjadikan kita arogan…sok jago…sok preman….kita dukung Arema dengan ketulusan hati, sikap jantan dan ksatria….lek sing urusan copet-jambret yo iku dudu Aremania…. paling-paling oknum sing mengatasnamakan Aremania ataupun Aremania gadungan, Aremania
d’butans…

Aremania merupakan lahan basah bagi para bajingan…tidak adanya identitas yang mampu merepresentasikan sosok Aremania sejati adalah penyebabnya, Aremania hanya perkumpulan jiwa (jiwa yang mengerti arti perjuangan dan kesetiaan), Mugo2 para oknum diberi kedewasaan berfikir…ora duwe pikiran primitif koyo Bonek….supaya mereka bisa memahami arti sebuah perjuangan dengan menjaga nama besar Arema dan Aremania. Amiiin….

UNTUK FINAL PIALA INDONESIA 2010

AREMA INDONESIA vs SRIWIJAYA FC

mari sama2 kita jaga Kota saudara kita SOLO

“onar dengan soak arema adalah laknat”
“provokator atas nama arema adalah bangsat”

Nuwus gawe nawak Pasoepati " Rosit" ( nandi koen sit ?)

--artikel sumber Pasoepati dan pengalaman pribadi--
***Raden Eddie Aemaisme***

Kamis, 29 Juli 2010

Jelang Final Piala Indonesia Pengelola Padatkan Rumput Stadion


Pengelola Stadion Manahan terus berbenah menjelang laga final Piala Indonesia (PI), Minggu (1/8) lusa. Persiapan dilakukan dengan memadatkan rumput berukuran 111 meter x 75 meter pada salah satu stadion terbesar di Jateng tersebut.

“Ini masih memadatkan rumput terutama di sisi selatan lapangan. Sejak pagi tadi pengecatan garis lapangan juga sudah dilakukan,” kata Ketua Unit Stadion Manahan Agoes Soedarman, Kamis (29/7).

Bukannya tanpa alasan Agoes berkata demikian. Pasalnya, Stadion Manahan baru saja selesai digunakan untuk menggelar Kejurnas Atletik Penyandang Cacat. Akibat even yang berakhir kemarin itu, rumput di lapangan tampak berlubang karena digunakan untuk cabang olahraga atletik nomor lempar dan tolak.

“Akibatnya kan ada lapangan yang terkelupas. Itu rumputnya kami tutup dengan rumput cadangan. Sistemnya tambal sulam,” jelasnya.

Selain memadatkan, pengelola juga mengubah sistem penyemprotan rumput lapangan. Jika biasanya penyemprotan dilakukan pagi dan siang hari, untuk perhelatan kali ini dilakukan siang dan malam hari.

Agoes menambahkan berdasarkan surat dari Panpel Persis Solo nomor 032/Panpel/PERSIS SOLO/VII/2010 tertanggal 28 Juli yang ditunjuk PSSI untuk membantu menggelar laga final, kick off dilakukan pada pukul 20.00. Untuk perebutan juara ketiga akan digelar sehari sebelumnya pukul 15.00.

“Karena ada pertandingan di gelar malam hari praktis kami juga harus menyiapkan sarana empat tower lampu stadion,” tandasnya.

BONEK si biang rusuh


Bonek Hancurkan Lima Mobil

SIDOARJO – Kebrutalan bonekmania benar-benar luar biasa. Setelah menghantam kepala Aremania di Jl Pahlawan Sidoarjo, mobil umum pun menjadi sasaran amuk mereka. Meski tidak ada kaitannya dengan Aremania, sedikitnya lima unit mobil berbagai jenis hancur setelah dihujani batu sebesar kepala orang dewasa.
Ke lima mobil itu Avanza, Zenia, Hodan Civic, Bison dan Susuki pick up yang tengah melintas di Raya Gedangan, tepatnya di depan pom bensin. Entah karena apa, mereka tiba-tiba menjadi amuk bonekmania. ‘’Justru ketemu rombongan Aremania tidak ada masalah. Ehh, ini ketemu bonek saya malah dihajar,’’ kata Wiwik, warga Sidoarjo kepada Malang Post Polres Sidoarjo, kemarin petang.
Beruntung, warga sekitar lokasi kejadian ikut mengamankan para pelaku. Sebanyak tiga orang langsung dihajar kemudian digiring ke Polres Sidoarjo, berikut seluruh barang bukti. Mulai batu, alat pemantik las sampai besi beton neser yang digunakan menghajar bodi mobil.
‘’Kenapa kamu lakukan ini,’’ tanya petugas. ’’Saya dendam pada Aremania,’’ ungkap M Ridwan, 15, warga Jl. Hangtuah Surabaya. Ketika ditangkap Ridwan tengah membawa dua dos alat pemantik yang biasanya digunakan bengkel las.
Menurut dia, alat las itu rencananya akan dinyalakan dan dilempar ke arah Aremania, yang tengah konvoi. Tetapi, Ridwan tidak tahu, alat las itu tidak bisa memancarkan api seperti kembang api. ‘’Kamu bakar apa kamu tusukan,’’ tanya petugas. ''Sumpah pak. Ini mau saya bakar dan tak lempar,'' kata Ridwan.
Selain Ridwan, polisi juga mengamankan dua pelaku lainnya yaitu Zaini, 23, warga Jl. Wonokusumo Jaya Baru dan Mat Supii, 43, warga Jl. Wonokusumo Bhakti Surabaya. Dari ketiga pelaku, kondisi Supii terlihat cukup parah. Wajah dan matanya terus mengeluarkan darah akibat dihajar warga sekitar SPBU Gedangan.
Seluruh korban mengaku bingung, siapa yang akan mengganti kerusakan mobil mereka. Karena, mobilnya tidak ada yang diasuransikan. Termasuk Avanza B 2488 PX yang dikemudiakan Antonius dari Pakis Malang menuju Surabaya. Begitu juga dengan Sofi yang mengendarai Xenia B 8661 YS karena mobilnya hancur kaca belakang dan samping.
Seluruh tersangka sampai tadi malam masih dimintai keterangan, atas perbuatan mereka. Didepan semua barang bukti yang mereka gunakan untuk menghajar lima mobil, semuanya berusaha mencari alibi sendiri-sendiri atas perbuatannya.
Sementara itu, salah seorang Aremania, Andik, harus dilarikan ke RS Delta Surya, setelah kepalanya ditimpuk batu bata yang dilakukan oknum supporter Persikmania yang bergabung dengan Bonekmania.
Tepat pukul 15.16 WIB, Andik dan rombongan motor Aremania melintas dari arah barat menuju ke stadion Delta Sidoarjo. Dan ketika rombongan persis di pertigaan depan RS Delta Surya, sekitar 15 orang Persikmania dan Bonekmania, tanpa pikir panjang langsung menghujami rombongan dengan batu.
Sikap tidak terpuji ini, rupanya sudah mereka siapkan dari rumah. Buktinya, mereka tidak perlu mencari batu di pinggi jalan, ketika melempari Andik dkk. Sebab, di dalam tas mereka sudah tersedia batu-batu yang sengaja memang hendak dipergunakan menghajar rombongan Aremania.
Plakk …!!! Sebuah batu bata menghantam persis kepala Andik, yang mengendarai Honda Vario warna biru bernopol DK 7187 DI. Seketika itu juga, Andik langsung tersungkur persis dipinggir taman pemisah Jl. Pahlawan. Mengetahui rekannya terjungkal, Aremania lain berusaha menolong dan mengejar pelaku, yang rata-rata masih berusia belasan tahun.
Sayangnya, mereka sudah keburu lari masuk ke kawasan perkampungan. Andik pun digotong ke pinggir jalan dalam kondisi luka parah di bagian kepalanya sisi kiri. Beruntung petugas yang berjaga di bundaran stadion mengetahui. ‘’Segera bawa ke RS Delta Surya saja,’’ perintah Iptu Wika, KBO Lantas Polres Sidoarjo.
Sebelum kedatangan rombongan, beberapa suporter Persikmania yang menggunakan angkutan umum, memang sering membuat ulah. Ketika melintasi perkampungan di sisi utara stadion, mereka pun terlibat pertengkaran dengan warga perumahan, yang tidak mau arealnya dilewati Persikmania.
Akibat ulah ini, beberapa polisi pun harus kejar-kejaran sampai masuk ke kampung-kampung. Dalam insiden ini tidak ada satu pun yang diamankan, karena mereka datang memang untuk menonton pertandingan.
Perlakuan terhadap Andik sebenarnya bukan satu-satunya. Rombongan sepeda motor Aremania juga telah mengalami hal serupa ketika melintas di bundaran Apollo, Gempol. Dengan mengendarai motor, dari arah berlawan (ke selatan) sekelompok suporter melempari batu ke Aremania, yang tengah menuju arah utara.
Sementara itu dari pantauan Malang Post menunjukkan, rombongan Persikmania yang datang menggunakan angkutan umum dan sepeda motor, sebenarnya keder juga menghadapi Aremania.
Buktinya, untuk mencapai stadion mereka harus mencuri-curi jalan agar tidak berpapasan dengan Aremania, yang begitu datang langsung memasang bendera besar di sisi selatan stadion.
Selain menerjunkan 3 ribu pasukan, Polres Sidoarjo, kemarin sore, terpaksa harus menambah tiga unit water cannon dari unit yang sebelumnya sudah disiapkan di depan stadion. Bahkan, Iqbal terlihat mobiling terus memantau kedatangan kedua supporter kea real stadion. (has/avi)

Arema Indonesia Tanpa Njanka di Final Piala Indonesia


Pelatih Robert Alberts mengaku bangga sekaligus kecewa, pasca Arema memastikan tiket ke final Piala Indonesia. Bangga karena pemain-pemain Arema mampu tampil all out di tengah kondisi finansial yang kurang mendukung. Namun di sisi lain, dia mengaku kecewa karena ada pemainnya yang justru mencari gara-gara ketika pertandingan akan usai. Akibatnya, Arema harus kehilangan Pierre Njanka di partai final, Minggu (1/8) mendatang. ’’Pertama saya ucapkan terima kasih kepada pemain yang telah berjuang keras dan tampil maksimal memenangkan laga malam ini (semalam, Red.). Meski pada menit-menit akhir saya sedikit kecewa karena ada pemain yang cari gara-gara seperti Njanka yang akhirnya dapat kartu kuning dan harus absen di final,’’ kata Robert usai pertandingan. Padahal, kata dia, Arema sudah kehilangan Esteban dan sekarang tanpa Njanka di final. Padahal keduanya adalah pemain asing terbaik di Indonesia yang dimiliki oleh Arema. ’’Untuk kunci sukses Arema malam ini, saya sulit untuk mengatakan karena Arema sebenarnya dalam kondisi yang tidak ideal. Tapi ini semua karena motivasi, semangat dan kemauan pemain untuk menang,’’ tandasnya. Sementara itu disinggung soal masa depan dia sendiri, Robert belum mau memastikan statusnya. Apalagi menurut pelatih yang sukses mengantarkan Arema raih gelar Juara Indonesia Super League ini, pengurus Arema sepertinya tidak mau dia pergi. Dia melihat ada sinyal dari Direksi PT Arema Indonesia untuk mempertahankannya. ’’Untuk menerima tawaran dari klub lain, termasuk dari PSM itu bukan hanya soal uang. Tapi saya juga harus melihat banyak aspek sebelum memutuskan bergabung,’’ ungkap Robert kepada Malang Post kemarin pagi. Menurut mantan pelatih Serawak FC ini, dirinya harus melihat keseriusan manajemen yang bersangkutan, dukungan suporter, official dan asisten pelatih, serta faktor lain yang membuatnya nyaman bekerja. ‘’Kita lihat saja nanti, mungkin minggu depan setelah Piala Indonesia saya datang ke sana (ke Makassar),’’ terang Robert yang selama ini menyerahkan urusan negosiasinya pada Onana Denis Julies, agen pemain berlabel Mutiara Hitam and Management Sports. Sementara itu, untuk tawaran dari pengurus Arema tetap bertahan, Robert belum juga bisa memastikan. Apalagi, sampai saat ini manajemen Arema belum juga memberikan penawaran resmi untuk kontrak musim depan. Meski menurut keterangan dari ADT beberapa waktu lalu, pengurus Arema rencananya akan menaikkan kontrak Robert sebesar 25 persen. Jika diperkirakan kontrak musim ini Rp 750 juta, maka untuk musim depan bisa mencapai Rp 900 juta. ‘’Sepertinya itu belum cukup,’’ yakin Robert perihal informasi tentang kenaikan kontraknya sebesar 25 persen itu. ‘’Ya, kita lihat saja nanti. Sekali lagi, kepastian kontrak ini bukan hanya soal uang, tapi banyak hal,’’ yakinnya. Kinerja dan profesionalitas pengurus tampaknya juga menjadi pertimbangan pelatih yang pernah sebagai Direktur Teknik Timnas Korsel ini. Apalagi, Robert tak hanya mendapat tawaran dari PSM, beberapa klub juga meminatinya. Sebut saja Persib Bandung, kabarnya juga menginginkan Robert, meski baru sebatas penawaran secara lisan. Pastinya, selain Arema sendiri, ada lebih dari dua klub yang mengincar pelatih bertangan dingin ini. Sementara keinginan Arema untuk coba mempertahankan Robert dengan memberikan kenaikan kontrak terkait dengan gerbong pemain. Dikhawatirkan jika Robert pergi, maka sebagian besar pemain Arema sepertinya juga hengkang. Sayang belum ada pihak Arema yang bisa dikonfirmasi terkait hal itu.

Gaji Dan Bonus Pemain Arema Indonesia cair, pemain fokus Final Piala Indonesia.


Lega dan penuh rasa syukur itulah yang dirasakan Pemain, Pelatih dan Aremanaia saat ini ! Setelah berita dimedia elektronik dan media masa selalu mengulas kesimpang siuran, kini pemain, pelatih dan Aremania sedikit bisa menghela nafas lega walupun masih menyisakan rasa was-was, karena per tgl 31 Juli 2010 sebagian pemain AIFC yang akan habis masa kontrak, dan masih tidak jelasnya nasib kelanjutan perpanjangan kontrak masih terus menghantui.

Setelah ditunggu-tunggu, hadiah untuk juara Indonesia Super League 2009/2010 akhirnya diterima oleh Direksi PT Arema Indonesia, Rabu (28/7) sore. Namun tidak sebesar Rp 2 Miliar, Arema hanya mendapatkan Rp 1,7 M setelah dipotong pajak 15 persen.
Selang sehari, tepatnya Kamis (29/7) kemarin siang, Direksi Arema langsung mentransfer uang hadiah tersebut ke rekening pemain dan pelatih Arema sesuai dengan pembagian yang telah disepakati. Tidak hanya bonus juara, gaji pemain pun juga sudah cair.
‘’Ya, hari ini (kemarin, Red.) bonus juara ISL sudah kita transfer ke pemain dan pelatih, selain di transfer, beberapa pemain minta uang tunai. Kita selesaikan gaji bulan Juni dan bonus mereka,’’ ungkap Direktur Bisnis PT Arema Indonesia, Siti Nurzanah di kantor Arema, kemarin siang.
Menurut keterangan wanita berjilbab ini, alokasi untuk bonus juara mencapai nilai Rp 1 miliar, sedangkan untuk kebutuhan gaji pemain dan pelatih sekitar Rp 700 juta. Praktis, dari total Rp 1,7 miliar tidak ada sisa, bahkan Direksi Arema kabarnya masih harus pinjam untuk memenuhi gaji dan bonus tersebut secara bersamaan.
‘’Tidak perlu tahu bagaimana usaha dari manajemen, yang jelas kita lega bisa memenuhi hak pemain berupa gaji dan bonus, dan kini bisa fokus tampil di final Piala Indonesia. Mudah-mudahan, pemain tambah semangat di pertandingan final nanti,’’ sebut Nurzanah.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi perihal komposisi pembagian hadiah sebesar Rp 1,7 M itu. Pastinya bonus juara untuk masing-masing pemain tidak sama. ‘’Ya, kita hanya jalankan sesuai daftar yang telah disodorkan oleh tim, dan kita bagi sesuai komitmen awal,’’ katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Malang Post, dari Rp 1,7 M itu, 45 persen atau sekitar Rp 765 juta untuk manajemen Arema, yang dalam hal ini dialokasikan sebagai gaji pemain dan pelatih. Lalu 15 persen atau sekitar Rp 225 juta, untuk bonus pelatih.
Berikutnya sekitar 35 persen atau Rp 595 juta adalah bonus untuk pemain, dan sisanya sekitar 5 persen atau Rp 85 juta, diperkirakan bonus untuk official dan staf tim Arema. Itu pun jika Direksi Arema benar-benar mendapatkan kucuran uang sebesar Rp 1,7 M, maka total hadiah ini habis terpakai.
Namun jika uang hadiah tersebut masih harus dipotong hutang pada pihak ketiga yang kabarnya Rp 500 juta, maka Direksi Arema masih harus mendapatkan pinjaman lagi untuk memenuhi gaji dan bonus juara ini. Kabarnya, Direksi Arema mendapatkan pinjaman di saat-saat terakhir sebelum mengirim bonus juara.
Sementara itu, pemain Arema saat dikonfirmasi membenarkan bahwa mereka telah menerima jatah bonus dan gaji bulan Juni. ‘’Ya, sudah kita terima,’’ ungkap Ahmad Bustomi. ‘’Oyi sam,’’ kata Hermawan. ‘’Sudah masuk kok,’’ terang Dendi Santoso. ‘’Sudah beres sam, wis ublem, suwun,’’ yakin Roni Firmansyah.




Seribu Lilin Aremania


Dadang ketua panitia meminta Aremania untuk tidak melupakan sejarah masa lalunya, karena menurutnya, PS arema tidak berdiri begitu saja "Perjalanan arema juga di warnai, bahagia, tawa, keringat, tangis dan darah," ujar Dadang malam ini.

Selain itu, dalam acara ini juga terselib pesan moral bagi oknum Aremania yang tidak tertib saat melakukan konvoi "Kita ingin mengembalikan citra Aremania yang sedikit agak tercoreng karena konvoi-konvoi kemarin," ujarnya. Dengan acara ini pihaknya berharap Aremania akan berubah menjadi santun ketika melakukan konvoi. "Penekanannya agar aremania bisa bersikap lebih dewasa," tegas Dadang.

Di samping di dedikasikan untuk Aremania, Seribu Lilin malam ini juga di maksudka untuk memberikan suport bagi
')" onmouseout="tc()">Arema Indonesia kedepan. "Kita namakan seribu lilin karena akan ada doa lintas agama, saat kita matikan lilin, kita berdoa yang pertama di tujukan untuk Arema, para sesepuh arema meninggal, pemain arema yang meninggal, seluruh komponen yang mendukung arema, dan selanjutnya kepada negara kita Indonesia dan Malang raya," jelas Dadang.

Intinya menurut Dadang, Aremania akan mensuport
')" onmouseout="tc()">Arema Indonesia dari hati yang paling dalam berupa doa. "Semoga doa dari sekian banyak Aremania akan di dengar oleh Allah SWT.

Dadang sangat berharap
')" onmouseout="tc()">Arema Indonesia tetap berjaya selamanya di Indonesia. "Apalah arti kami tanpa PS Arema," tutup Dadang.

--Persembahan AREMANIA GARASI dan AKFB--

Senin, 12 Juli 2010

AREMANIA GARASI





Aremania
Aremania adalah komunitas suporter Arema Indonesia FC (AIFC), Aremania lahir sekitar dekade awal 90-an. Aremania lahir dari keinginan untuk terus memberikan motivasi dan semangat bagi tim kebanggaan warga Malang Raya berjuluk Singo Edan dengan menjunjung tinggi sportifitas dan fair play. Selain Aremania, AIFC juga mampu menarik perhatian para supporter perempuan, mereka menyebut dirinya Aremanita. Dalam berbagai pertandingan, Aremania selalu hadir, ini memberikan bukti, bahwa sepak bola di Malang dapat dinikmati semua kalangan dengan memberikan rasa nyaman dan aman.

Nama Aremania dengan simbol Singo Edan diciptakan oleh beberapa tokoh Aremania sehingga dapat mempersatukan suporter Arema. Suporter Arema didorong tokoh Aremania menjadi rukun dan sportif. Tidak hanya itu, mereka juga terus berkreasi dalam mendukung timnya baik di lapangan maupun dalam moment di luar sepak bola. Mereka berkreasi dengan gerakan-gerakan indah secara bersamaan selama pertandingan.

Kemampuan kreatifitas Aremania memang tidak perlu diragukan, sejak kelahirannya banyak jargon-jargon yang dapat mempersatukan warga Malang Raya, seperti “Salam Satu Jiwa”. Salam Satu Jiwa ini selalu dikumandangkan di setiap moment pertemuan Aremania, maupun tim AIFC. Khusus untuk tim, ini menjadi salam wajib di setiap pertemuannya juga mengawali pertandingan. Selain Salam Satu Jiwa, ada pula slogan yang sangat melegenda, “Arema Tidak Kemana-mana, Tapi Ada di Mana-mana”, slogan itu memberi arti, bahwa dukungan Aremania tidak hanya berada atau mereka yang tinggal di Malang Raya saja, tapi juga seluruh pelosok Indonesia, termasuk dunia.
AREMANIA GARASI adalah komunitas yang berawal dari rasa solidaritas di dunia maya.dan kecintaan kami pada AREMA yang akhirnya berlanjut ke dunia nyata, pada awal terbentuknya AREMANIA GARASI memiliki visi ataupun misi yang jelas, kita berpatok pada akronim dari GARASI (Generasi Supporter Anti Rasis). Sampai akhirnya terciptalah sebuah giant banner yang bertuliskan JANGAN BUNUH TIM MU MARI BERSAMA MELAWAN RASISME.