Mengenai Saya

Foto saya
Kami lahir bukan gila predikat terbaik, tapi kami ingin membuang Rasis dan menyingkirkan dari bumi AREMA selamanya. Sayangi Team kamu dan singkirkan rasis. Sepakbola untuk Indonesia ! "salam satu jiwa"

Jumat, 30 Juli 2010

Mengenal ( Pasoepati ) Saudara Sejati AREMANIA





9 februari 2000 lahir kelompok suporter PELITA, yang bernama PASUKAN SUPORTER PELITA SEJATI atau " PASOEPATI " , sinergi yang menyatukan Solo dalam gairah Sepak bola Nasional. Pasoepati tercetus dari buah fikiran dari Mayor Haristanto yang juga praktisi periklanan Solo. Dengan gairah warga Solo yang kedatangan club Sepak bola yang sudah berlebel Elit Nasional, Mayor Haristanto dan gegap gempita warga solo menyambut club Elite PELITA JAYA dan merespon dengan terbentuknya PASOEPATI, yang meroket menjadi buah bibir baru di kancah sepak bola nasional karena Aksi dan atraksi saat mendukung team PELITA bertanding, dan ini terus terpupuk berkat media Solo dan sekitarnya yang merespon positif tiap aksi PASOEPATI, Namun dengan berjalanya waktu ternyata Eforia dan sinergi harus terhianati oleh team yang dicintai pasoepati "PELITA JAYA" yang pindah home base, dan sebagai luapan kekecewaan mereka mengganti singkatan menjadi " pasukan suporter paling sejati " yang kini lebih terfokus ke team asal daerah sendiri ya itu PERSIS SOLO.
Sebagai kelompok suporter yang telah lama berdiri, asam garam telah mereka lalui, mulai aksi atraktif, kreatif bahkan anarkhi. dan sebagai bagian adat jawa solo yang sangat menghargai budaya lemah lembut, pasoepati tetap terkenal dengan suporter yang santun dan berkelakuan baik.
Dan mereka mampu menunjukan waktu mereka melakukan tour atau away ketika mendukung PELITA / PERSIS di kota lain.
Di Malang mereka datang dengan rombongan bus dan kereta dan disambut hangat AREMANIA, di kawal sampai stadion gajayana, tanpa komando pesta dua suporter berbeda warna melebur penuh rasa persaudaraan dalam satu Jiwa, tanpa sungkan Pasoepati sangat menghargai Aremania dan menggangkat sebagai Guru mereka, dan mereka sama-sama dalam rel "Suporter yang cinta damai, kreatif dan atraktif.
Sebagai penghargaan untuk sang GURU AREMANIA, PASOEPATI membawakan banyak cindra mata dan kenang-kenangan, untaian bunga dengan lambang hati yang berwarna pink menjadi tanda cinta pertama yang diberikan pasoepati kepada Aremania didalam stadion, disamping itu bungkusan2 kecil berisi mainan khas solo, benih tanaman dan alat2 rumah tangga menjadi oleh2 yang mengabadikan persaudraan Malang-Solo yang bisa di bilang lebih dari sekedar saudara biasa melainkan saudara satu jiwa .
Melihat aksi simpatik Pasoepati Aremania tidak ambil diam mereka langsung memborong makanan dan minuman yang dijual pedagang asongan dan langsung dibagikan ke tribun sektor yang ditempati Pasoepati, dan sambutan riuh tepuk tangan saling bersautan ketika aksi simpatik dipergakan Pasoepati dan Aremania, sambil bernyanyi "Tahu malang Enak" pasoepati membalas aksi Aremania. disamping rasa lapar dan dibumbui rasa persaudaraan yang tulus menjadikan moment "Tahu" tak sekedar rasa "Tahu".
Aksi didalam stadion tidak berhenti disitu saja, ketika dengan dominasi Aremania sebagai team tuan rumah dengan lantang bernyayi " bantai ... bantai ... bantai Pelita ! dikandang singa ! jelas memanaskan kuping Pasoepati, tetapi dengan rasa seportifitas yang tinggi Pasoepati membalas dengan nyanyian "Padamu Negri" yang disambut tepuk tangan Aremania.
Dipinggir lapangan Pasoepati membentangkan Sepanduk bertuliskan " Pasoepati bangga punya guru hebat Aremania " dan di iringi nyayian dari pasoepati " Terimakasih saudaraku Aremania, kami datang ke kota malang engkau ijinkan. Terimakasih saudaraku Aremania, mari ciptakan tertib dan damai di sepakbola. Singo Edan terimakasih sambutanya, Kita eratkan persaudaraan di sepak bola ! "
Coba siapa hati siapa yang tidak tergerak dengan sambutan Humanis seperti ini, dan Aremaniapun tampil manis dan sangat bersahabat.

TOUR OLOS 2007

Alhamdulillah, ayas bisa kembali meluangkan waktu untuk melepas rindu dengan jiwa Arema. Tour D’Solo, entah apa yang mendorong ayas berkeinginan kuat untuk mengikutinya. Teman tidak ada dan dana pun cekak, tapi restu ortu sudah di tangan so tidak ada alasan untuk tidak berangkat. Tanpa ragu ayas pun berangkat ke stasiun kota Baru bareng nawak2 Aremania liyane.

Hari keberangkatan pun tiba, ayas bareng nawak 20 wong ladub numpak sepor lewat kota baru, dan kami pun mendapati gerbong yang penuh sesak, akhirnya kami naik atas kereta, tapi dengan perhitungan ayas, perjalanan jauh dan beresiko, ayas mundur, medhon oket sepor dan di ikuti nawak2 ayas 20 wong cari alternatif tumpangan libom, tapi selang beberapa waktu terdengar suara dari penyiar di stasiun bahwa kereta akan ditambah, dengan rasa yang berbunga kami pun berebut naik ke gerbong yang sejatinya sudah tidak di oprasikan oleh PT KAI, 4 jam lebih kami menunggu dan benar pada akhirnya gerbong yang sudah tidak layak yang kami naiki ikut disambung dan diberangkatkan.

diperjalanan tanpa lampu dan penuh sesak kami lalui,Sampai Solo tengah wengi, ayas langsung dijemput nawak ayas genaro Solo Pasoepati sejati. dikarak disediakan ciu , Numpang adus, mangan, ngobrol dibumbui gelak tawa Osob Malang - Solo. jarene nawak Solo, kalo mungsuh e Pelita nggowo supporter mesti didhisik i udan…tapi ayas dengan PD yo njawab “Arema ojo diweneh i udah, main e tambah edan, supporter e yo tambah uedan…!”

Nginab di area Manahan kami pun banyak habiskan dengan ngobrol ditemani nawak Pasoepati, pagi hari pun tiba kita coba jalan2 ke pasar klewer untuk sekedar mencari batik murah dan muter2 sekitar olos. dan tanpa diduga ayas didatangi seorang Pasoepati dan kamipun terlibat diskusi singkat. Ayas pun iseng takon "mas, arek-arek ora ono sing ngisruh tah?”, Alhamdulillah dijawab dengan lugas ora ono. Dia pun bercerita mengenai kebesaran Aremania. Bagaimana Pasoepati begitu hormat dan menghargai keberadaan aremania. Mereka pun menganggap Aremania sebagai guru, tanpa kehadiran Aremania maka tak kan ada Pasoepati.

Dadi jarene nawak kothis iki sing biasa rapat koordinasi Pasoepati menuturkan perkataan presiden Pasoepati, “Arek Malang yang datang ke Solo, sambutlah dengan tangan terbuka, layani mereka dengan sebaik-baiknya. ..sing seneng mendhem yo mendhem, sing seneng ngodew yo ngodew, pokoe beri penghormatan! “.

LUAR BIASA…. Ayas dadi senyum-senyum, karo nggocek i sirah wedi lek kegedean…hahaaa. …diskusi pun selesai ayas pun ublem stadion.

Di salah satu pintu masuk ada oknum yang mencoba berbuat onar, ayas bener-bener isin…ora duwe tiket, coba-coba provokasi dengan perkataan “Yo opo rek, Aremania dianthemi Panpel…trimo opo ora!”, ayas anggap saja wong gendeng Jan***, Aremania model koyo ngene njaluk dijait cangkem e…ono maneh sing sok jagoan nantang-nantang Panpel..tapi karo nawak-nawak liyane disikat….kuapok. .tapi dari keruwetan tersebut di atas ada satu yang berkesan yaitu saat seorang panpel ngomong “Mas, tolong sampeyan kandhani kancan e sampeyan sing ngisruh…boso karo cara penyampaian kan berbeda…dari pada aku ngomong salah trimo dadi bencana!”, sebegitu menghargainya orang Solo pada Aremania, sampai hal psikologis pun diperhitungkan dalam berkomunikasi, senyuman tuluspun mengembang setiap kita bertatap muka….

Salut buat sambutan masyarakat Solo yang begitu ramah dan penuh rasa persaudraan. " wes pokok e gak bakal keluwen lah ndek olos Aremania" Kuota lima ribu aremania cuman formalitas, menurut seorang nawak Pasoepati, sebenarnya Aremania diberi jatah 8.000 (“kalo aremania secara formal diundang 5.000 orang, kita sediakan tempat 8.000 orang!”).

Sekali lagi LUAR BIASA atas pengertiannya. Ayas cuman pengen jika kita sudah dihargai maka janganlah kita Aremania mencoba merusak penghargaan tersebut dengan berbuat suatu hal yang merugikan bagi persaudaraan Aremania dan Pasoepati. Semoga nawak-nawak sing isih semaphut ndhang sadar….mari kita jaga perilaku kita sebagai suporter cinta damai… jangan makin menjadikan kita arogan…sok jago…sok preman….kita dukung Arema dengan ketulusan hati, sikap jantan dan ksatria….lek sing urusan copet-jambret yo iku dudu Aremania…. paling-paling oknum sing mengatasnamakan Aremania ataupun Aremania gadungan, Aremania
d’butans…

Aremania merupakan lahan basah bagi para bajingan…tidak adanya identitas yang mampu merepresentasikan sosok Aremania sejati adalah penyebabnya, Aremania hanya perkumpulan jiwa (jiwa yang mengerti arti perjuangan dan kesetiaan), Mugo2 para oknum diberi kedewasaan berfikir…ora duwe pikiran primitif koyo Bonek….supaya mereka bisa memahami arti sebuah perjuangan dengan menjaga nama besar Arema dan Aremania. Amiiin….

UNTUK FINAL PIALA INDONESIA 2010

AREMA INDONESIA vs SRIWIJAYA FC

mari sama2 kita jaga Kota saudara kita SOLO

“onar dengan soak arema adalah laknat”
“provokator atas nama arema adalah bangsat”

Nuwus gawe nawak Pasoepati " Rosit" ( nandi koen sit ?)

--artikel sumber Pasoepati dan pengalaman pribadi--
***Raden Eddie Aemaisme***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar